Kebohan
Sejarah nama Dusun Kebohan bermula pada masa penjajahan Belanda, ketika seorang penguasa bernama Raja Helmina memerintah di daerah Purworejo, khususnya di wilayah Kalitapas. Pada saat itu, Raja Helmina menarik pajak dari penduduk setempat. Namun, karena situasi yang sulit, wilayah ini kemudian dijadikan hutan lindung. Hutan lindung tersebut memiliki sungai dengan aliran air yang sangat besar, hampir menyebabkan wilayah di sekitarnya tergenang seperti sungai. Untuk mengatasi masalah ini, seorang sesepuh desa menyarankan agar diberikan tumbal untuk mengendalikan aliran air yang besar tersebut. Pada awalnya, tumbal yang diminta adalah kepala manusia, namun setelah melalui negosiasi, tumbal tersebut diganti dengan kepala kerbau besar yang digunakan untuk menyumbat aliran sungai. Karena peristiwa inilah, dusun tersebut kemudian dinamakan Dusun Kebohan, yang berasal dari kata “kebo” yang berarti kerbau.