Desa Benowo
Desa Benowo salah satu dari 28 desa di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Terletak sekitar 25 km dari pusat kota kabupaten dan 13 km dari kota kecamatan, desa ini berada di kawasan pegunungan dengan ketinggian 700-1000 meter di atas permukaan laut, menjadikannya destinasi wisata alam yang memukau. Dari segi sejarah, nama Benowo berasal dari Pangeran Benowo, seorang tokoh penting pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1600 M. Dalam perjalanannya dari Kerajaan Pajang menuju Kerajaan Mataram, Pangeran Benowo dan pengikutnya menepi dan bertirakat di sebuah bukit di Pegunungan Menoreh. Bukit ini kini dikenal sebagai Petilasan Pangeran Benowo dan menjadi salah satu situs bersejarah yang dihormati di desa ini. Berdasarkan sejarah ini, nama Desa Benowo digunakan untuk mengenang jasa dan perjuangan Pangeran Benowo. Kini, Desa Benowo tidak hanya menawarkan potensi wisata alam yang indah tetapi juga menyimpan nilai sejarah yang mendalam, menjadikannya destinasi yang menarik bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi kekayaan budaya dan alam di Purworejo.
Potensi Desa Benowo
Dusun Desa Benowo
Infografis Desa Benowo
Tradisi Desa Benowo
Ziarah 7 Makam Benowo
Setiap tahun, masyarakat Desa Benowo melaksanakan tradisi ziarah ke 7 makam tokoh yang diyakini berjasa dalam membangun desa ini. Tradisi ini menjadi bagian penting dari budaya lokal, di mana warga desa menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap leluhur yang telah berkontribusi besar dalam sejarah dan perkembangan Desa Benowo.
Karnaval Bergodo & Tumpeng
Setiap tahun, Desa Benowo Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menyelenggarakan tradisi unik yang dikenal sebagai Grebeg Pangeran Benowo. Acara ini digelar untuk mengenang Pangeran Benowo, putra dari Joko Tingkir, tokoh legendaris dalam sejarah Jawa. Dalam perayaan Grebeg Pangeran Benowo, warga desa mengenakan busana adat Jawa dan melakukan kirab (arak-arakan) keliling desa. Kirab ini diwarnai dengan iring-iringan 99 tumpeng dan satu tumpeng agung (tumpeng besar) sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur. Acara ini menjadi momen penting bagi masyarakat Desa Benowo, sekaligus menarik perhatian wisatawan yang ingin menyaksikan kekayaan budaya lokal di Purworejo.
Jathilan
Jathilan adalah pertunjukan tradisional yang diadakan setiap kali ada acara besar, terutama pada perayaan Hari Kemerdekaan di Desa Benowo. Pertunjukan ini melibatkan sekelompok anak muda yang melakukan aksi “ndadi“. Sebuah kondisi di mana mereka dirasuki oleh kekuatan spiritual yang menunjukkan berbagai kesaktian. Dalam Jathilan, para penari menampilkan kekuatan luar biasa seperti tahan terhadap senjata tajam, makan beling, dan tahan api. Aksi-aksi ini mencerminkan tradisi budaya yang kaya dan menjadi daya tarik utama dalam setiap perayaan di desa ini. Pertunjukan Jathilan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual yang masih dijaga oleh masyarakat Jawa Tengah.
Sholawat Barzanji
Di Desa Benowo, tradisi Berzanji merupakan kegiatan mingguan yang rutin dilaksanakan di setiap dusun. Berzanji adalah ritual keagamaan yang melibatkan pembacaan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, dan telah menjadi bagian penting dari kehidupan spiritual masyarakat desa. Setiap minggunya, warga di Desa Benowo berkumpul untuk melantunkan Berzanji sebagai bentuk penghayatan dan penghormatan kepada nilai-nilai Islam. Acara ini tidak hanya mempererat hubungan antar warga, tetapi juga menjaga tradisi keagamaan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Tahlilan
Tahlilan adalah kegiatan mingguan yang rutin dilaksanakan di setiap dusun di Desa Benowo, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Tradisi ini melibatkan warga yang berkumpul untuk membaca doa-doa dan dzikir sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur serta untuk memperkuat keimanan. Kegiatan Tahlilan di Desa Benowo tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga mempererat hubungan sosial antarwarga. Setiap minggu, warga di setiap dusun bergantian menjadi tuan rumah dalam acara Tahlilan, menjadikannya sebagai bagian integral dari kehidupan beragama di desa ini.